Kadjiro – Cybercrime atau kejahatan siber kini semakin marak di Indonesia. Bahkan, untuk aktivitas para penipu online ini semakin meresahkan karena menjadi satu permasalahan yang serius dengan dampak kerugian sangat besar terhadap korbannya.
Berdasarkan data yang sudah dirilis oleh Kementrian dan Komunikasi (Kominfo), tercatat sebanyak 585.000 laporan sejak tahun 2020-2023. Jenis kejahatan siber yang mendominasi adalah penipuan transaksi online dengan jumlah kurang lebih 400.000 laporan.
Di kesempatan kali ini akan membahas lebih banyak lagi mengenai cara mencegah modus penipuan online. Bagi kamu yang penasaran, yuk langsung saja simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Macam-Macam Jenis Penipuan Online
Sebelum masuk ke pembahasan inti, kamu juga harus tahu terlebih dahulu mengenai macam-macam jenis penipuan online. Berikut adalah 4 macam jenis penipuan online yang sampai saat ini masih sering terjadi :
- Malware : Bekerja dengan cara menyusup maupun merusak sistem perangkat lunak.
- Phising : Penyerang menyamar sebagai individu maupun organisasi yang kredibel untuk mendapatkan data seseorang.
- Voice Phishing : Biasanya dilakukan dari telepon panggilan “memandu” korban untuk melakukan sesuatu.
- Smishing : Penipuan dengan modus SMS atau chat WhatsApp dengan melampirkan link atau file yang mencurigakan.
Cara Mencegah Modus Penipuan Online
Ada berbagai cara untuk mengatasi semua macam-macam jenis penipuan online yang sudah disebutkan diatas. Berikut adalah cara mencegah modus penipuan online yang harus dilakukan :
-
Jangan Memberikan Klik Pada Kiriman Undangan atau Foto dengan Tautan “.APK”.
Pernahkah kamu mendapatkan dokumen undangan pernikahan atau kurir paket dengan pengiriman format file “.APK” di dalam aplikasi chat seperti WhatsApp atau Telegram dari nomor yang tidak dikenal? Kata “.APK” di dalam file tersebut adalah tanda bahaya, alias kedok dari penipuan siber yang ketika di klik akan install sebuah aplikasi yang mengandung malware.
Sehingga, penipu akan mendapatkan akses ke smartphone untuk mencuri data pribadi kamu. Di dalam kasus terburu, mereka bisa mendapatkan akses ke dalam akun rekening bank.
Maka dari itu, sangat penting untuk selalu berhati-hati dan waspada pada saat menerima tautan mencurigakan. Apabila kamu sudah terlanjur klik atau unduh file tersebut, jangan panik.
Matikan koneksi mobile data dan wifi di smartphone yang kamu gunakan untuk meminimalisasi resiko, lalu hubungi pihak bank untuk mengamankan akun milikmu. Apabila perlu, ganti smartphone dan install ulang semua aplikasi-aplikasi yang penting.
-
Hati-Hati Dalam Memberikan Informasi di Media Sosial
Bagi kamu yang aktif di dalam media sosial, penting sekali untuk lebih bijak dan berhati-hati di dalam membagikan informasi di akunmu. Jangan pernah memberikan informasi maupun data pribadi seperti SIM, KTP, paspor, tanggal lahir, alamat rumah dan nomor telepon di dalam forum publik manapun.
Selain itu, kamu juga harus berhati-hati dengan hadiah, giveaway dan konten yang saat ini marak dilakukan. Meski banyak konten yang sah, tapi beberapa diantaranya adalah penipuan terselubung yang akan menggunakan data pribadi kamu untuk beberapa hal tidak diinginkan.
-
Mengganti Kata Sandi Secara Berkala
Dengan mengganti kata sandi atau password di aplikasi penting, kamu juga harus melakukan langkah pencegahan penipuan siber yang sepertinya masih dianggap sepele. Namun, sangat penting karena bisa memastikan data pribadi dan informasi akun menjadi lebih aman.
Selanjutnya, sangat penting untuk memastikan bahwa di setiap akun pada aplikasi mempunyai kata sandi yang berbeda-beda. Hal ini akan memberikan lapisan keamanan tambahan dan membuat lebih sulit bagi para peretas atau penipu untuk menebak kata sandi kamu.
Untuk membuat kata sandi yang kuat, gunakan kombinasi angka, simbol, huruf kapital dan kecil. Selain itu, kamu jangan pernah menggunakan informasi pribadi seperti nama, ulang tahun, username atau alamat email yang mudah diakses oleh publik.
-
Waspada Pada Saat Melakukan QRIS di Tempat Umum
Saat ini, transaksi jual beli bisa dilakukan dengan mudah karena adanya Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Dimana, kamu cukup melakukan pemindaian kode QRIS dan memasukkan kata sandi atau nomor PIN. Namun, kemudahan ini tetap beresiko terhadap penipuan.
Ada beberapa kasus dimana ada oknum yang memasang QRIS palsu di lokasi seperti swalayan maupun restoran. Artinya, bukan milik dari merchant tersebut.
Untuk menghindari penipuan siber jenis yang satu ini, kamu harus memperhatikan QRIS di lokasi transaksi dan jangan memindai jika tampak mencurigakan. Perhatikan nama merchant yang ditampilkan pada saat memindai kode, pastikan juga kode QRIS nama merchant sudah sesuai.
Selain itu, jangan melakukan pembayaran kode QRIS yang mencantumkan tautan URL yang dipersingkat. Contohnya, www.asp1.qris.id. Terakhir, kamu harus cermat dan perhatikan fisik poster kode QRIS di tempat kamu melakukan transaksi. Pastikan juga tidak ada stiker tambahan yang ditempel di dalam kode QRIS tersebut.
-
Mengaktifkan Two Factor Authentication (2FA)
Salah satu langkah yang paling penting di dalam melindungi akun kamu adalah mengaktifkan two factor authentication atau autentikasi dua faktor yang melibatkan dua tahap verifikasi sebelum kamu bisa mengakses sebuah akun. Verifikasi ini bisa menggunakan kombinasi 2 faktor yang merupakan gabungan dari sesuatu yang kamu ketahui, yaitu :
- Kata sandi atau Personal Identification Number (PIN).
- Kode One Time Password (OTP) yang akan dikirimkan ke nomor kamu.
- Sidik jari atau retina.
Namun ada satu hal yang harus kamu ingat, jangan pernah memberikan kada sandi, PIN, atau kode OTP pada siapapun. Bahkan, kepada seseorang yang mengaku sebagai petugas pelanggan.
Nah, itulah dia 5 cara mencegah modus penipuan online. Semoga informasi diatas bisa menambah informasi dan bermanfaat.