7 Kebiasaan yang Bikin SSD Laptop Cepat Rusak

Anggi Novita Sari

Kebiasaan yang Bikin SSD Laptop Cepat Rusak
Kebiasaan yang Bikin SSD Laptop Cepat Rusak

Kadjiro – SSD memang dikenal cepat, senyap dan handal jika dibandingkan dengan hard drive konvensional. Namun jangan salah, meski terlihat tangguh SSD tetap bisa rusak dan prosesnya seringkali pelan tapi pasti. Yang lebih mengejutkan lagi, banyak pengguna tanpa sadar melakukan kebiasaan sehari-hari yang justru mempercepat kerusakan SSD mereka. 

Apabila kamu ingin SSD awet selama bertahun-tahun, yuk hindari kebiasaan buruk dibawah ini. Dijamin SSD awet tanpa drama ngadat atau kehilangan data. 

Kebiasaan yang Bikin SSD Laptop Cepat Rusak 

Berikut adalah beberapa kebiasaan buruk yang bisa membuat SSD laptop cepat rusak: 

  1. Terlalu Sering Menulis Data 

Setiap kali kamu install aplikasi, menyimpan dokumen atau sekedar scroll media sosial, sebenarnya kamu sedang menulis data ke SSD. Proses kali ini melibatkan siklus tulis-hapus di sel memori. Meskipun SSD modern tahan terhadap ribuan siklus, tapi tetap saja jumlahnya terbatas. 

Setiap penulisan data akan menggerus umur SSD yang disebut juga dengan terabytes written (TBW). Semakin sering kamu menulis data, semakin cepat jatah TBW-nya habis. Jadi, mulai dari sekarang hindari aktivitas menulis yang berlebihan kalau tidak benar-benar perlu. 

  1. Membiarkan SSD Terlalu Panas 

Panas berlebih merupakan musuh utama perangkat elektronik, termasuk SSD. Meski sebagian besar SSD modern mempunyai sistem kontrol suhu yang bisa menurunkan performa secara otomatis jika terlalu panas, ini bukan menjadi solusi jangka panjang. Suhu tinggi yang terus-menerus bisa mempercepat kerusakan sel memori dan komponen internal lainnya. 

Apabila kamu menggunakan desktop, biasanya kipas sudah cukup untuk menjaga suhu SSD. Namun kalau kamu menggunakan SSD PCIe 4.0 atau 5.0 yang cenderung lebih panas, sebaiknya pasang heatsink tambahan. Hindari meninggalkan laptop menyala di tempat panas, seperti di bawah sinar matahari langsung. 

  1. Menulis dan Menghapus File Besar Terus-Menerus 

Mengedit video, mengelola database besar atau menggunakan SSD sebagai scratch disk untuk aplikasi desain grafis memang membuat pekerjaan menjadi lebih cepat. Namun, hal tersebut juga memperpendek umur SSD. 

Aktivitas seperti menyimpan, memindahkan atau menyunting file besar akan memakan banyak siklus tulis. Apabila kamu rutin bekerja dengan file besar, pertimbangkan untuk menggunakan hard drive tambahan sebagai tempat penyimpanan sementara atau untuk file cache

  1. Menggunakan SSD untuk Tugas yang Tidak Sesuai 

SSD memang cocok untuk sistem operasi dan penyimpanan game karena aktivitas tulisnya minim. Tapi, jangan jadikan SSD sebagai tempat menampung semua jenis file sementara sebelum dipindahkan ke penyimpanan jangka panjang. Kebiasaan tersebut bisa membuat SSD bekerja keras secara tidak perlu. 

Apabila kamu sering menyimpan banyak foto, video atau dokumen besar, sebaiknya pindahkan ke hard drive eksternal atau cloud storage. Gunakan SSD hanya untuk tugas yang membutuhkan kecepatan akses tinggi. 

  1. Mengisi SSD Sampai Penuh 

Meski menggoda untuk memaksimalkan kapasitas SSD, nyatanya SSD butuh ruang kosong agar bisa bekerja secara optimal. SSD menggunakan teknik wear leveling guna mendistribusikan data secara merata ke seluruh sel memori. Apabila kapasitasnya terlalu penuh, proses ini terganggu dan beberapa sel dapat cepat aus karena digunakan terus-menerus. 

Bayangkan SSD seperti jalan tol. Apabila penuh sesak, semuanya akan melambat. Idealnya, sisakan 10-20 persen ruang kosong dari jumlah kapasitas SSD. Ini akan membantu kontroler SSD dalam mengatur data dengan lebih efisien. 

  1. Mengabaikan Over Provisioning 

Tahukah kamu bahwa sebagian kecil kapasitas SSD sebenarnya tidak terlihat oleh pengguna? Ini yang disebut dengan Over Provisioning, yaitu ruang ekstra yang digunakan oleh kontroler untuk mengelola data dengan lebih efisien. Namun, kalau kamu sudah menggunakan hampir semua kapasitas SSD, fitur ini jadi tidak efektif lagi. 

Solusinya sederhana, jangan biarkan SSD kamu terlalu penuh. Sisakan ruang agar sistem tetap bisa menjalankan over provisioning dengan baik. 

  1. Tidak Update Firmware SSD 

Banyak orang rajin melakukan update driver kartu grafis atau sistem operasi, tapi lupa kalau SSD juga membutuhkan pembaruan firmware. Update kali ini bisa memperbaiki bug, meningkatkan stabilitas, bahkan mencegah kerusakan akibat distribusi beban kerja yang tidak merata. 

Coba cek situs web produsen SSD kamu secara berkala guna memastikan firmware-nya selalu up-to-date. Pembaruan kali ini bisa menjadi kunci umur panjang dari SSD laptop. 

SSD merupakan investasi penting di dalam sistem komputer, cepat, senyap dan efisien. Namun tanpa perawatan yang tepat, keunggulan tersebut bisa cepat menguap. Mulai dari menjaga suhu, membatasi tulis data, sampai update firmware, semuanya bisa membuat SSD-mu bertahan lebih lama. Jadi, yuk rawat SSD-mu dengan bijak supaya kamu tidak terburu-buru beli yang baru! Semoga bermanfaat!

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar