Kadjiro – Android sampai dengan sekarang masih dianggap rentan terhadap malware dibandingkan iOS, sebagian besar karena sifatnya yang bersifat open-source. Namun ancaman sebenarnya seringkali tidak berasal dari tempat yang diperkirakan pengguna.
Ada banyak informasi hoax mengenal malware Android yang masih dipercaya hingga sekarang dan mendorong perilaku yang beresiko dimana pengguna merasa aman padahal aslinya tidak. Maka dari itu, penting untuk mengetahui fakta sebenarnya agar ponsel Android bisa terlindungi dengan lebih baik. Yuk, simak ulasan di bawah ini sampai dengan selesai.
Informasi Hoax Malware di Ponsel Android
Berikut adalah informasi hoax mengenai malware di ponsel Android yang masih banyak dipercaya:
-
Hanya Butuh Antivirus untuk Mencegah Malware
Kebanyakan aplikasi antivirus di ponsel Android tidak lebih dari sekedar marketing berlebihan yang tidak memberi perlindungan nyata. Aplikasi-aplikasi tersebut sering berjalan di latar belakang, menguras baterai, menampilkan iklan dan tidak memberi dampak lebih dari Google Play Protect. Daripada mengandalkan antivirus dari pihak ketiga yang tidak jelas perlindungannya, lebih baik terapkan kebiasaan yang baik seperti membatasi izin aplikasi, memperbarui sistem secara rutin, menghindari aplikasi mencurigakan dan memanfaatkan fitur keamanan bawaan Google.
-
VPN Memproteksi HP dari Malware
VPN memang sangat berguna untuk mengenkripsi lalu lintas internet dan menyembunyikan alamat IP, tapi tidak memberikan perlindungan secara menyeluruh terhadap malware. VPN tidak dapat mencegah pengguna mengunduh aplikasi berbahaya, klik link phising atau tertipu oleh halaman login palsu.
Beberapa VPN memang menawarkan fitur pemfilteran malware, tapi fungsinya tetap terbatas. Sederhananya, VPN adalah alat privasi dan bukan pengganti antivirus. Jadi, gunakan sebagai bagian dari perlindungan keamanan yang lebih lengkap daripada satu-satunya aplikasi andalan.
-
Malware Langsung Menyerang HP Saat Itu Juga
Banyak orang yang percaya kalau malware langsung menyerang begitu masuk HP padahal kenyataannya, sebagian besar malware di ponsel Android justru bekerja secara diam-diam untuk mencuri data, rekam percakapan, menampilkan iklan palsu atau mendaftar ke layanan berbayar. Beberapa spyware juga bisa berjalan selama berbulan-bulan tanpa gejala yang mencolok, terutama ketika menyamar sebagai aplikasi sistem. Tanda-tanda yang harus diwaspadai adalah ponsel menjadi cepat panas, penggunaan kuota tidak wajar, performa lambat dan munculnya notifikasi aneh.
-
HP Aman dari Malware saat Menggunakan Android 13 atau Diatasnya
Android versi lebih lama memang rentan terhadap malware karena tidak lagi mendapat update patch keamanan, tapi bukan versi yang lebih seru seperti Android 13 atau diatasnya sepenuhnya aman. Meski sistem keamanan Android versi terbaru lebih ditingkatkan, malware saat ini juga semakin canggih dan memiliki banyak cara untuk menipu pengguna agar memberi data sensitif atau izin yang tidak dibutuhkan. Penting untuk selalu berhati-hati terhadap aplikasi yang meminta izin berlebihan, karena kesalahan pengguna tetap dapat dimanfaatkan oleh malware, apapun versi Android yang digunakan.
-
Malware Hanya Berasal dari Luar Play Store
Salah satu kesalahpahaman umum adalah mengira bahwa malware di ponsel Android hanya berasal dari situs yang mencurigakan, APK bajakan atau toko aplikasi tidak resmi. Padahal, kini ada semakin banyak malware yang menyusup melalui aplikasi yang ada di Play Store.
Aplikasi semacam itu biasanya diam-diam mencuri data, menampilkan iklan tersembunyi atau memasang layanan latar belakang yang sulit dideteksi. Meski Play Store relatif lebih aman, tapi tetap penting untuk memeriksa izin aplikasi, ulasan riwayat developer dan jumlah unduhan sebelum menginstall.
-
Google Play Protect Sudah Cukup untuk Melawan Malware
Google Play Protect adalah fitur keamanan bawaan Android yang berguna untuk memindai aplikasi dari malware sebelum dan sesudah instalasi, disamping memantau aktivitas mencurigakan secara berkala. Meski efektif, fitur ini mempunyai keterbatasan karena tetap bisa saja gagal mendeteksi malware canggih yang terenkripsi atau baru aktif setelah jeda waktu tertentu. Untuk perlindungan yang lebih maksimal, disarankan untuk selalu memperbarui patch keamanan, bijak di dalam memberikan izin aplikasi dan hati-hati dalam memilih aplikasi, termasuk yang tersedia di Play Store.
-
HP yang Di-Root Selalu Rentan Terhadap Malware
Proses root di HP Android memang melewati beberapa fitur keamanan bawaan yang artinya, ponsel jadi lebih resiko terkena ancaman seperti malware. Kendati demikian, bukan berarti HP yang di root selalu rentan terhadap malware.
Dengan membatasi akses root, menggunakan firewall dan mengatur izin aplikasi, HP Android yang sudah di-root tetap bisa aman. Intinya, rooting memberi kontrol lebih sekaligus resiko lebih tapi jika pengguna paham resikonya dan tahu cara mengatasinya, ponsel yang di-root tetap lebih sulit terjangkit malware.
Demikian ulasan lengkap mengenai informasi hoax di ponsel Android yang masih banyak dipercaya sampai dengan sekarang. Semoga dengan adanya ulasan di atas bisa menambah informasi perihal fakta yang harusnya dipercaya dan mencegah kamu dari kebiasaan buruk yang bisa membuat ponsel terjangkit malware.