5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membagikan Data Pribadi Secara Online

Anggi Novita Sari

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membagikan Data Pribadi Secara Online 
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membagikan Data Pribadi Secara Online 

Kadjiro – Di era digital seperti sekarang, data pribadi sudah menjadi komoditas berharga. Setiap kali login, isi formulir atau sekedar klik “Setuju” di syarat dan ketentuan, bisa aja ada informasi pribadi yang ikutan tersebar. Dari nama lengkap, nomor HP, sampai lokasi dan kebiasaan browsing, semuanya bisa jadi jejak digital yang mudah dimanfaatkan kalau tidak hati-hati. Masalahnya, banyak orang yang masih cuek dan tidak sadar betapa rentannya data mereka di dunia maya. 

Sebelum sembarangan berbagi informasi pribadi ke aplikasi, website atau media sosial, ada baiknya paham terlebih dahulu apa yang mesti diperhatikan. Supaya tidak menjadi korban penipuan, pencurian identitas atau penyalahgunaan data, kenali terlebih dahulu lima hal penting ini. Artikel ini akan memberi insight perihal bahaya tersembunyi di balik tombol kirim data dan cara menjaga informasi pribadi tetap aman. 

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membagikan Data Pribadi Secara Online 

Berikut adalah lima hal penting yang harus diperhatikan sebelum membagikan data pribadi secara online: 

  1. Syarat dan Ketentuan Bukan Hanya Sekedar Formalitas 

Banyak orang skip membaca syarat dan ketentuan karena dianggap ribet atau tidak penting. Padahal, di sanalah biasanya tersembunyi izin-izin sensitif yang memberi akses penuh ke data pribadi. Bahkan ada aplikasi yang dengan santainya bilang kalau data bisa dibagikan kepada pihak ketiga, termasuk untuk kebutuhan iklan maupun analisis perilaku pengguna. 

Baca syarat dan ketentuan memang memakan waktu, tapi itu satu-satunya cara untuk tahu hak dan resiko yang akan diterima waktu menggunakan layanan tertentu. Tidak sedikit kasus dimana pengguna kaget pribadinya tersebar luas, padahal sudah memberikan izin sendiri waktu klik “Setuju”. Jadi, penting banget untuk mulai biasain baca meski sekilas supaya tidak menjadi korban dan persetujuan yang tidak disadari. 

  1. Data Pribadi Lebih Dari Sekedar Nama dan Nomor HP 

Banyak orang yang beranggapan, data pribadi cuman sebatas nama, alamat atau nomor telepon. Padahal, data pribadi juga termasuk beberapa hal lain seperti foto selfie, lokasi GPS, alamat IP, kebiasaan belanja online dan playlist Spotify. Semua informasi tersebut bisa diolah menjadi profil lengkap seseorang oleh pihak yang mempunyai niat kurang baik. Tidak heran kalau data seperti itu menjadi target empuk untuk pelaku kejahatan digital. 

Yang bikin ngeri lagi adalah data ini sering dikumpulkan secara diam-diam melalui aplikasi maupun website yang minta izin akses tanpa penjelasan yang jelas. Misalnya, game mobile yang meminta akses ke kontak dan galeri, padahal tidak ada hubungannya sama gameplay. Begitu data sudah bocor, efeknya bisa panjang, mulai dari akun media sosial dibajak, sampai identitas digunakan untuk pinjaman online legal. 

  1. Sosial Media Bukan Tempat Cerita Semua Hal 

Mau sepersonal apapun di media sosial, tetap saja itu platform publik yang bisa diakses banyak pihak. Upload foto KTP untuk giveaway, update lokasi secara real time atau curhat perihal bank yang digunakan bisa menjadi celah serius untuk penyalahgunaan data. Belum lagi kalau akun diatur publik, siapa saja bisa melihat dan memanfaatkan informasi tersebut untuk hal negatif. 

Privasi di media sosial harus dijaga sebaik-baiknya. Cek pengaturan privasi secara rutin, filter siapa saja yang dapat melihat postingan dan jangan terlalu banyak memberi informasi sensitif. Ingat, jejak digital tidak sepenuhnya bisa dihapus. Sekali informasi terbesar, bisa disimpan, disalin atau dijual kepada pihak yang tidak dikenal. 

  1. Jangan Asal Percaya Link atau Formulir Online 

Di internet, tidak semua yang kelihatan resmi itu benar-benar aman. Phising menjadi salah satu trik paling umum yang digunakan untuk mencuri data pribadi. Modusnya bisa berupa email, SMS atau DM yang isinya link mencurigakan. Biasanya dibungkus dengan pesan mendesak maupun hadiah menggiurkan supaya orang terburu-buru klik tanpa mikir dua kali. 

Begitu masuk ke situs palsu, korban disuruh isi data seperti email, password dan informasi kartu kredit. Hal lain yang bikin bahaya, tampilan websitenya sering kali dibuat mirip seperti situs aslinya. Maka dari itu, penting untuk selalu mengecek ulang URL dan pastikan menggunakan HTTPS. Jangan mudah tergiur penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, ya. 

  1. Menggunakan Autentikasi Ganda dan Password yang Kuat 

Salah satu cara paling efektif untuk melindungi data pribadi adalah menggunakan autentikasi dua faktor (2FA). Jadi, meski password sudah bocor, akun masih butuh verifikasi tambahan dan biasanya melalui kode di SMS atau aplikasi autentikasi. Ini seperti lapisan pengamanan ekstra yang bisa mencegah akun diakses orang lain secara legal. 

Selain itu, hindari menggunakan password yang mudah ditebak atau digunakan banyak akun sekaligus. Kombinasi huruf besar-kecil, angka dan simbol penting banget untuk membuat password lebih kuat. Apabila sudah hafal, bisa menggunakan password manager yang aman dan terpercaya. Intinya, perlindungan data tidak cukup dengan satu benteng, harus ada beberapa lapisan sekaligus. 

Menjaga data pribadi bukan cuma perihal teknologi, tapi juga perihal kebiasaan dan kesadaran. Dunia digital semakin canggih dan penipuan online juga ikutan semakin licik. Jangan sampai lengah dan asal bagi data tanpa berpikir panjang. Lebih baik waspada dari awal dibandingkan menyesal belakangan. Semoga bermanfaat!

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar