5 Bahaya Jejak Digital di Media Sosial, Harus Diketahui!

Anggi Novita Sari

Bahaya Jejak Digital di Media Sosial
Bahaya Jejak Digital di Media Sosial

Kadjiro – Aktif bermain media sosial tentu akan meninggalkan jejak konsekuensi jejak digital, baik yang menguntungkan atau merugikan individu. Jejak digital yang positif memang bisa membantu kamu mendapatkan pekerjaan atau membangun koneksi online yang kuat. 

Sebaliknya, jejak digital yang negatif justru mengancam reputasi. Maka dari itu, penting bagi para pengguna media sosial untuk memahami bahaya jejak digital. Simak sederet inspirasi dan dampak negatif jejak digital yang bisa menghancurkan reputasi kamu di masa depan berikut. 

Bahaya Jejak Digital di Media Sosial 

Ada 5 bahaya jejak digital di media sosial yang harus kamu ketahui, yaitu : 

  1. Identitas Biasa Dicuri 

Berhati-hati supaya tidak meninggalkan jejak digital berupa informasi pribadi. Pasalnya, jejak digital berisi informasi pribadi bisa digunakan penipu untuk menyamar sebagai kamu, meretas akun daring atau menargetkan kamu dan keluarga dengan penipuan. Resiko yang lebih besar adalah jejak digital informasi kamu bisa didapatkan oleh para penjahat di dark web. Hanya dengan nama lengkap atau alamat email kamu, penipu bisa menemukan beberapa data sensitif yang bocor di dalam pelanggaran data. 

  1. Email dan Akun Berpotensi Diretas 

Salah satu konsekuensi paling berbahaya dari jejak digital adalah akun kamu berpotensi diretas. Jejak digital bisa dimanfaatkan oleh penipu untuk menemukan informasi login kamu yang memberi mereka amunisi untuk serangan phising dan spyware

Bahkan, beberapa penipu bisa menghubungi bank atau penyedia layanan telepon seluler kamu untuk mengelabui mereka. Cara tersebut bisa membuat penipu mengubah informasi akun kamu. Jika penipu ini mempunyai cukup informasi, mereka bisa mendapatkan akses tidak sah ke data sensitif dan akun keuangan. 

  1. Bisa Dipecat atau Ditolak Saat Melamar Pekerjaan 

Unggahan konten di media sosial yang tidak bijak bisa membuat kamu dipecat oleh perusahaan. Contohnya, mengunggah konten negatif yang menghina atau merugikan perusahaan. Maka dari itu, kamu wajib menjaga etika dengan mempertimbangkan secara matang konten yang layak atau tidak untuk diunggah di dunia maya. 

Selain itu, para pelamar kerja juga bisa ditolak perusahaan jika mempunyai jejak digital yang buruk. Apalagi, sekarang banyak perusahaan di tanah air yang meminta persyaratan akun media sosial calon pekerja. Tentu isi konten media sosial calon pelamar kerja bisa mempengaruhi keputusan HRD di dalam menerima atau menolak lamaran kamu. 

  1. Reputasi Bisa Rusak 

Jejak digital di masa lalu berpotensi merusak reputasi dan menghancurkan masa depan. Hal tersebut karena pemikiran dan emosi pengguna media sosial akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Sedangkan, jejak digital pengguna media sosial tidak bisa berubah. 

Banyak kasus pengguna media sosial mengunggah konten berupa foto, video atau pernyataan memalukan di masa lalu. Padahal, konten tersebut tidak mencerminkan diri mereka sekarang. Tentu situasi ini bisa merusak reputasi kamu di antara keluarga, teman sampai rekan kerja. 

  1. Anak Berpotensi Terkena Pelecehan 

Bahaya jejak digital paling besar adalah anak. Jika kamu adalah orang tua, maka penting untuk memastikan keamanan anak dengan membatasi unggahan di media sosial. Kurangi mengunggah konten berupa foto maupun video anak, terutama yang masih balita. 

Anak menjadi individu paling rentan yang bisa dilecehkan oleh predator seksual di media sosial. Selain itu, anak juga berpotensi menjadi korban penipuan dan perundungan. 

Maka dari itu, orang tua wajib melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi informasi anak secara daring. Tepatnya di saat anak menggunakan aplikasi, situs media sosial atau platform game. Caranya bisa dilakukan dengan memantau riwayat pencarian sampai unggahan anak. 

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar