Kadjiro – Web3 hadir sebagai penerus dari Web2 dengan menawarkan inovasi besar di dalam dunia digital. Web2 yang sudah menguasai internet selama lebih dari dua dekade, berfokus pada model terpusat dimana platform besar seperti Google, Facebook dan Amazon mempunyai kendali penuh atas data pengguna. Meski Web2 sangat memudahkan akses ke layanan online, banyak rasa kekhawatiran mengenai penyalahgunaan data dan potensi kebocoran data.
Dengan menggunakan teknologi blockchain, Web3 menawarkan pendekatan yang lebih aman dan desentralisasi dalam pengelolaan data dan aplikasi. Teknologi ini mengubah cara kita berinteraksi dengan internet, memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna atas data mereka dan menciptakan lingkungan digital yang lebih transparan dan aman. Bagi yang masih bingung dengan kelebihan teknologi Web3 dan Web2, yuk simak ulasan dibawah ini sampai selesai.
Kelebihan Teknologi Web3 dengan Web2
Berikut adalah beberapa kelebihan teknologi Web3 dibandingkan dengan Web2:
-
Keamanan Berbasis Blockchain yang Tidak Bisa Diubah
Salah satu keunggulan dari Web3 adalah penggunaan blockchain sebagai landasan teknologi. Blockchain, dengan struktur yang tidak bisa diubah, memungkinkan setiap transaksi dan data yang dicatat pada jaringan untuk tetap aman dan tidak bisa dimanipulasi. Setiap perusahaan yang dilakukan pada jaringan akan tercatat di dalam bentuk catatan publik yang bisa diaudit oleh semua pihak, sehingga menciptakan lapisan keamanan tambahan.
Berbeda dengan Web2, dimana data pengguna bisa diubah atau dihapus oleh pihak yang mempunyai akses, blockchain di Web3 memastikan bahwa setiap datar yang terdaftar bersifat permanen dan transparansi. Ini mengurangi kemungkinan penipuan atau manipulasi data, karena setiap langkah yang diambil tercatat secara jelas dan bisa diverifikasi oleh seluruh pengguna jaringan. Dengan cara ini Web3 memberikan jaminan integritas data yang lebih tinggi dan mengurangi resiko kesalahan atau penyalahgunaan informasi.
-
Desentralisasi yang Mengurangi Resiko Peretasan
Di Web2, data pengguna disimpan dalam server terpusat yang dikendalikan oleh satu perusahaan maupun organisasi. Ini membuat data rentan terhadap serangan siber, seperti peretasan atau pencurian data. Misalnya, ketika sebuah perusahaan besar menjadi sasaran serangan, semua basis data penggunanya bisa terkompromi sekaligus menyebabkan kebocoran data dalam skala besar.
Web3 mengatasi permasalahan ini dengan cara desentralisasi. Data tidak lagi disimpan di satu titik yang bisa diserang, melainkan tersebar di seluruh jaringan pengguna. Dengan teknologi blockchain, data dan transaksi disimpan dalam bentuk blok yang terdistribusi dan terenkripsi. Hal ini membuatnya jauh lebih sulit bagi pihak luar untuk mengakses informasi tanpa melakukan otorisasi, sehingga bisa meningkatkan ketahanan terhadap peretasan.
-
Transparansi yang Menjamin Keamanan dan Kepercayaan
Salah satu hal yang membuat Web3 lebih aman dibandingkan Web2 adalah tingkat transparansi yang ditawarkannya. Karena blockchain menyimpan semua riwayat transaksi yang bisa diakses publik, setiap perubahan maupun transaksi yang dilakukan akan terlihat oleh semua pihak yang terlibat. Ini menciptakan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi diantara pengguna karena mereka bisa memverifikasi data atau transaksi yang terjadi tanpa perlu bergantung terhadap pihak ketiga.
Di Web2, transparansi sering terbatas dan terkadang hanya tersedia bagi perusahaan besar yang mengendalikan platform. Web3, dengan transparansi yang melekat pada teknologi blockchain, memungkinkan pengguna untuk memverifikasi sendiri keaslian informasi dan transaksi. Hal ini menambah lapisan kepercayaan yang sangat penting di dalam dunia digital yang rentan terhadap penyalahgunaan data.
-
Kontrol Pengguna Atas Data Pribadi
Pada era Web2, perusahaan besar sering mengontrol dan memanfaatkan data pribadi pengguna untuk keuntungan mereka, seringkali tanpa transparansi atau izin eksplisit. Data pengguna dikumpulkan secara otomatis dan digunakan untuk iklan target maupun tujuan komersial lainnya tanpa kontrol penuh dari individu tersebut. Pengguna tidak mempunyai banyak pilihan untuk membatasi atau menghapus data mereka, yang seringkali menimbulkan rasa kekhawatiran mengenai privasi dan penyalahgunaan informasi pribadi.
Web3 memungkinkan pengguna untuk mempunyai kontrol penuh atas data mereka. Dengan konsep self-sovereign identity, pengguna bisa memilih untuk berbagi data terhadap siapa saja, kapan saja dan untuk tujuan apa. Mereka juga bisa memilih untuk tetap anonim dalam melakukan transaksi online, mengurangi resiko eksplorasi data pribadi. Ini memberi individu kekuatan lebih besar dalam menentukan bagaimana informasi mereka digunakan di internet.
Kelebihan teknologi Web3 dibandingkan Web2 terletak pada keamanannya. Teknologi blockchain yang menjadi dasar dari Web3 tidak hanya mengurangi resiko peretasan dan manipulasi data, tapi juga memberikan pengguna kendali yang lebih besar atas informasi pribadi mereka. Dengan adopsi yang terus berkembang, Web3 berpotensi mengubah cara kita dalam berinteraksi dengan internet dan membuka era baru yang lebih aman dan terbuka. Semoga membantu dan bermanfaat.