Kadjiro – Saat menjadi videografer pemula, melakukan kesalahan memang menjadi hal yang wajar. Namun ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula. Supaya kamu tidak melakukan kesalahan yang sama, yuk simak sampai selesai deretan kesalahan videografer pemula yang ada di bawah ini.
Kesalahan yang Sering Dilakukan oleh Videografer Pemula
Kamu baru mulai terjun di dunia videografer? Biasanya kamu akan menemukan masalah klasik seperti gambar gelap, audio penuh noise, footage goyang atau alur edit yang berantakan. Kabar baiknya, hampir semua “dosa” ini bisa kamu hindari asalkan tau tanda-tandanya dan menyiapkan langkah antisipasi sederhana sejak pra-produksi. Nah, berikut adalah kesalahan yang sering bikin kualitas video menurun, lengkap dengan cara mengatasinya:
-
Audio yang Kurang Jelas
Apabila suara video terdengar jelek, jangan kaget kalau penonton langsung kabur. Mic bawaan kamera biasanya kurang mumpuni, jadi lebih aman menggunakan mikrofon eksternal yang sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk tempat yang ramai atau banyak noise, pilih mic lavalier atau clip-on.
Di saat ruangan tenang, mic shotgun bisa menjadi pilihan. Sementara itu, untuk voice-over atau wawancara yang membutuhkan bebas bergerak, mic cardioid bisa diandalkan agar hasilnya tetap jelas dan enak didengar. Selama proses perekaman berlangsung, pastikan kamu memantau level audio melalui headphone agar bisa menghindari masalah sejak awal.
Jaga puncak suara di sekitar minus dua belas dB agar tidak clipping, lalu rekam di ruangan yang minim gema sembari mematikan sumber gangguan seperti AC maupun notifikasi ponsel. Ingat, audio yang sudah buruk akan sulit diperbaiki di tahap editing. Jadi, lebih baik pastikan kualitasnya terjaga sejak pertama proses produksi.
-
Footage yang Goyang
Gambar yang goyang juga bisa membuat penonton cepat lelah nontonnya. Fitur Image Stabilization di kamera maupun lensa memang membantu, tapi tetap tidak bisa menggantikan peran dari penopang fisik. Untuk hasil yang stabil, sebaiknya gunakan tripod, monopod atau tongsis yang kokoh ketika mengambil gambar statis.
Apabila ingin merekam sambil bergerak, gimbal merupakan investasi yang manfaatnya bisa langsung kamu rasakan. Kamu juga tidak perlu terburu-buru membeli peralatan yang harganya mahal, yang penting adalah kamu menjaga kestabilan gambar. Disaat kamu belum mempunyai penopang, coba menyandarkan kamera ke meja atau dinding, atau diletakkan pada permukaan yang kokoh.
Saat harus bergerak sambil merekam, tekuk lutut dan langkah kan kaki dengan pelan-pelan seperti melakukan “ninja walk” untuk mengurangi getaran. Semakin stabil hasil rekaman, semakin terlihat profesional hasil video kamu dan itu akan bernilai tinggi.
-
Tidak Menyiapkan Skrip, Shot, List dan Storyboard
Tidak menyiapkan skrip, shot, list dan storyboard merupakan kesalahan yang sering membuat proses produksi berantakan. Mengandalkan “fix in it post” hanya akan mempersulit diri sendiri. Tanpa panduan yang jelas, kamu beresiko melewatkan momen penting, sehingga menghasilkan alur yang tidak teratur dan membuat proses editing menjadi lebih rumit.
Minimal, susun shot list secara berurutan dari wide, medium, hingga close-up, catat dialog atau poin utama dan siapkan rencana cadangan jika terjadi perubahan lokasi atau cuaca. Skrip akan membantu membuat dialog lebih terstruktur, sedangkan storyboard memastikan semua anggota tim memahami blocking daan angle yang akan digunakan.
Dengan persiapan ini, proses syuting menjadi lebih cepat, jumlah footage mencukupi bahkan mempunyai cadangan dan tahap editing terasa lebih mengalir karena kamu sudah mempunyai gambaran jelas mengenai keseluruhan hasil akhir. Melengkapi tahapan ini juga membuat pekerjaan kamu seperti seorang profesional yang sesungguhnya.
-
Komposisi Latar Belakang yang Diabaikan
Latar yang berantakan bisa mengalihkan perhatian penonton dari inti video. Sebelum mulai merekam, luangkan waktu untuk melihat sekeliling dan perhatikan apakah ada benda acak, tong sampah, kabel yang kusut atau poster yang terlalu mencolok. Rapikan area tersebut atau mengubah sudut pengambilan gambar. Pastikan juga terdapat kontras warna atau pencahayaan antara subjek dan latar agar subjek terlihat menonjol.
Untuk membuat komposisi lebih menarik, manfaatkan rule of thirds dan garis leading sebagai panduan visualnya. Hindari pemilihan warna pakaian yang hampir mirip dengan latar belakang karena akan membuat subjek sulit dibedakan. Meski terlihat sepele, perhatian di detail ini menjadi salah satu pembeda nyata antara video yang dibuat asal-asalan dengan video yang terkesan dibuat penuh niat.
-
Pencahayaan yang Buruk
Masalah terakhir yang sering bikin video terlihat kurang profesional adalah pencahayaan yang berantakan. Saat syuting di luar ruangan, memanfaatkan cahaya alami dan perhatikan posisi matahari agar subjek tidak kena backlight tanpa sengaja.
Kalau di dalam ruangan atau malam hari, siapkan pencahayaan tambahan seperti ring light sederhana, lampu meja atau satu key light karena hasilnya akan lebih dibandingkan bila kamu memberi cahaya tambahan saat di tahap editing. Apabila pencahayaan yang diinginkan belum ideal, coba atur ulang posisi lampu, tambah atau kurangi cahaya praktikal atau geser posisi subjek. Biasakan juga untuk membaca histogram atau false color agar eksposur tetap konsisten dan lebih mudah dikoreksi ketika proses color grading nanti.
Kesalahan-kesalahan dalam videografi sebenarnya bisa dihindari ketika kamu memahami gejalanya dan menyiapkan langkah antisipasi sejak awal. Mulai dari pencahayaan, audio, hingga manajemen produksi, setiap detail kecilnya mempunyai dampak besar di hasil akhir. Dengan perencanaan yang matang, teknik yang tepat dan disiplin ketika produksi, video kamu akan terlihat jauh lebih profesional dan menarik untuk ditonton. Semoga penjelasan di atas bisa membantu dan bermanfaat!