Kadjiro – Kalau mendengar kata “MacBook” yang terbayang pasti laptop elegan, tipis dan premium yang bikin meja kerja kelihatan estetik. Nggak heran sih, soalnya Apple memang jago banget dalam membangun citra produknya. Banyak orang yang kepincut dengan MacBook bukan hanya karena performanya, tapi juga karena dianggap sebagai simbol gaya hidup.
Di balik desain kece dan logo Apple yang menggoda tersebut, ada juga sisi menyebalkan dari MacBook yang jarang dibicarakan. Saking masifnya orang memuji, banyak yang lupa kalau ada hal menyebalkan dari laptop MacBook, apalagi bagi pengguna dalam jangka waktu lama. Apa saja kira-kira hal yang menyebalkan tersebut? Yuk, simak ulasan di bawah ini sampai dengan selesai.
Sisi Menyebalkan Laptop MacBook
Berikut adalah lima sisi menyebalkan saat menggunakan laptop MacBook:
-
Jumlah Port Terbatas
MacBook keluaran terbaru memang semakin minimalis dan tipis, itu berarti semakin sedikit port yang tersedia. Untuk kamu yang membeli MacBook Air atau Pro versi standar, biasanya cuma dikasih dua port USB-C. Tidak ada USB-A, tidak ada HDMI, bahkan colokan card reader pun sering absen. Jadi, kalau kamu biasa colok banyak perangkat siap-siap repot, deh!
Akhirnya, kamu akan terpaksa membeli dongle tambahan maupun USB hub, yang bikin meja kerja jadi tidak estetik lagi. Ironis banget, ya? Apple mengatakan kalau hal tersebut menjadi bagian dari “kesederhanaan desain”, tapi buat sebagian pengguna hal ini terasa lebih keterbatasan. Apalagi kalau kamu orang yang mobile dan sering presentasi maupun transfer data, kekurangan port ini bikin frustasi sedikit.
-
Keyboard Butterfly di Seri Tertentu Bikin Kesal
Kalau kamu pernah membeli MacBook keluaran 2015 sampai sekitar 2019, kemungkinan besar kamu pernah atau masih berurusan dengan keyboard butterfly yang kontroversial tersebut. Secara tampilan sih keren, tipis, presisi dan kelihatan futuristik. Tapi, perihal kenyamanan dan ketahanan? Sungguh mengecewakan!
Keyboard jenis ini cuman gara-gara debu kecil maupun remahan makanan bisa bikin tombolnya tidak responsif atau malah mengetik dua huruf sekaligus. Tentu saja hal ini sangat mengganggu kinerja.
Parahnya lagi, perbaikannya tidak murah dan harus ganti satu set keyboard atau bahkan topcase. Meski Apple sempat membuka program service gratis untuk beberapa model tertentu, tetap saja pengalaman ini bikin banyak pengguna kesal. Untungnya, Apple akhirnya mengalah dan kembali ke mekanisme keyboard yang lebih stabil untuk beberapa model terbaru.
-
Harga Mahal Tapi Upgrade Susah
Salah satu hal paling menyebalkan dari MacBook adalah harganya yang selangit. Bahkan untuk seri entry level sekalipun, kamu harus merogoh kocek lebih dalam dibanding laptop merek lain dengan spesifikasi serupa. Mungkin desain dan ekosistemnya memang premium, tapi begitu kamu ingin upgrade, misalnya menambah RAM atau SSD malah tidak bisa.
Yap, Apple memiliki kebiasaan “mengunci” hardware mereka. Komponen seperti RAM dan penyimpanan sudah disolder secara permanen ke motherboard. Artinya, kamu tidak bisa melakukan upgrade sendiri setelah membeli.
Jadi, kalau dari awal beli yang speknya pas-pasan, siap-siap merasa kurang seiring berjalannya waktu. Sayangnya, satu-satunya solusi adalah membeli versi spek tinggi yang tentu saja harganya lebih mahal. Dilema banget, ya!
-
Tidak Friendly untuk Gaming
Kalau kamu membeli MacBook dengan harapan bisa bermain game dengan lancar, sia-siap kecewa. MacBook memang mumpuni untuk aktivitas editing, desain, kerja kreatif maupun produktivitas lainnya. Namun sayangnya, untuk gaming kurang bersahabat. Banyak game populer yang tidak tersedia atau tidak optimal untuk macOS dan performa grafisnya tidak sekuat laptop gaming di harga yang sama.
Belum lagi perihal pendinginan, MacBook Air bahkan tidak memiliki active-cooling yang bisa menahan panas dari sesi gaming berjam-jam. Akibatnya, main game berat bisa bikin laptop cepat panas dan performa menurun. Jadi untuk para gamer, MacBook lebih cocok untuk main game ringan atau kasual saja, itupun dengan ekspektasi yang tidak terlalu tinggi.
-
Harga Servis yang Mahal
Salah satu yang sering bikin pengguna MacBook angkat alis adalah biaya servisnya yang tidak masuk akal. Misalnya, kamu cuman mau ganti baterai maupun memperbaiki layar retak, tapi begitu melihat estimasi biayanya, langsung mikir dua kali. Karena di Indonesia belum ada Apple Store resmi, akhirnya privilege AppleCare yang bisa menghemat banyak uang tersebut tidak bisa kamu gunakan.
Kemudian, MacBook juga tidak mudah diservis di tempat biasa karena desainnya yang tertutup rapat dan menggunakan komponen khusus. Jadi pilihannya terbatas, antara servis resmi yang mahal atau ke tempat tidak resmi dengan resiko masa garansi hangus dan hasil tidak maksimal. Memang pengguna MacBook harus selalu sabar, ya.
Meski ada sisi menyebalkan dari MacBook yang jarang dibicarakan, bukan berarti laptop tersebut jelek. Sebenarnya, lebih banyak kelebihan dibandingkan kekurangannya, mulai dari build quality yang solid, layar yang jernih, baterai tahan lama, rentang waktu untuk update software cukup lama dan ekosistem Apple yang terintegrasinya mudah. Jadi, sebelum akhirnya memutuskan membeli MacBook, pastikan kamu sudah paham plus minusnya, ya!